MoA Industrial Cooperation between Boeing - Government of Indonesia
REUTERS/Robert Sorbo
Topik
Selasa, 25 September 2012 | 18:50 WIB
Boeing Siap Bantu Industri Pesawat Indonesia
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan pembuat
pesawat komersial, Boeing, menandatangani perjanjian kesepakatan atau Memorandum
of Agreement (MOA) dengan pemerintah Indonesia di sela-sela acara Indonesian
Investment Day (IID) di gedung New York Stock Exchange (NYSE), Walstreet, New
York City, Senin pagi, 24 September 2012, waktu setempat.
Perjanjian ditandatangani Dubes RI di AS Dino Patti Djalal dengan Stanley Roth, Vice President for Govt Affairs Boeing, dan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Perjanjian ini berawal dari kontrak pembelian sejumlah maskapai penerbangan swasta nasional dengan Boeing senilai US$ 34,6 milyar. "Di antaranya Lion Air yang bertransaksi sampai US$ 22 milyar," ujar Dino.
Karena besarnya total nilai investasi tersebut, KBRI Washington DC menegosiasikan kompensasi yang memadai dari Boeing untuk membantu pengembangan dan peningkatan industri penerbangan dan kedirgantaraan nasional.
Setelah dilobi, kata Dino, akhirnya Boeing setuju membantu Indonesia melakukan pengembangan industri penerbangan. Perjanjian ini mencakup beberapa bidang, seperti penyempurnaan peraturan dan peningkatan keselamatan penerbangan serta pengembangan industri dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Kerja sama ini juga akan meletakkan landasan bagi kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan, Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil, perusahaan penerbangan komersial, U.S. Federal Aviation Administration, serta PT Dirgantara Indonesia.
Melalui MOA tersebut, Boeing sepakat membantu Indonesia untuk peningkatan dan pengembangan industri penerbangan dan kedirgantaraan nasional dengan memberikan jasa pelayanan di berbagai bidang. "Ini berita bagus buat kita, perjanjian ini sangat menguntungkan. Sekitar 30 persen dari nilai dalam kesepakatan ini akan dialihkan ke RI. Ini sebuah kemitraan yang bagus," ujar SBY saat memimpin rapat dengan para menteri.
WAHYU MURYADI (NEW YORK CITY)
Perjanjian ditandatangani Dubes RI di AS Dino Patti Djalal dengan Stanley Roth, Vice President for Govt Affairs Boeing, dan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Perjanjian ini berawal dari kontrak pembelian sejumlah maskapai penerbangan swasta nasional dengan Boeing senilai US$ 34,6 milyar. "Di antaranya Lion Air yang bertransaksi sampai US$ 22 milyar," ujar Dino.
Karena besarnya total nilai investasi tersebut, KBRI Washington DC menegosiasikan kompensasi yang memadai dari Boeing untuk membantu pengembangan dan peningkatan industri penerbangan dan kedirgantaraan nasional.
Setelah dilobi, kata Dino, akhirnya Boeing setuju membantu Indonesia melakukan pengembangan industri penerbangan. Perjanjian ini mencakup beberapa bidang, seperti penyempurnaan peraturan dan peningkatan keselamatan penerbangan serta pengembangan industri dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Kerja sama ini juga akan meletakkan landasan bagi kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan, Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil, perusahaan penerbangan komersial, U.S. Federal Aviation Administration, serta PT Dirgantara Indonesia.
Melalui MOA tersebut, Boeing sepakat membantu Indonesia untuk peningkatan dan pengembangan industri penerbangan dan kedirgantaraan nasional dengan memberikan jasa pelayanan di berbagai bidang. "Ini berita bagus buat kita, perjanjian ini sangat menguntungkan. Sekitar 30 persen dari nilai dalam kesepakatan ini akan dialihkan ke RI. Ini sebuah kemitraan yang bagus," ujar SBY saat memimpin rapat dengan para menteri.
WAHYU MURYADI (NEW YORK CITY)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home