Thursday, September 27, 2012

Trip to New York : Witnessing the signing of Memorandum of Agreement between Boeing and Government of Indonesia

















































Boeing, Indonesia Collaboration to Enhance Aerospace Growth




Boeing, Indonesia to Enhance Aerospace Growth

Indonesia’s President witnesses signing on Indonesian Investment Day
Boeing will support commercial aviation safety, efficiency, infrastructure and aerospace industry development
Boeing, Indonesia Collaboration to Enhance Aerospace Growth Boeing, Indonesia Collaboration to Enhance Aerospace Growth
These images are available for editorial use by news media.
NEW YORK, Sept. 24, 2012 – Boeing [NYSE: BA] and the Republic of Indonesia today announced that they will collaborate on commercial aviation safety, efficiency and aerospace industry development in Indonesia and Southeast Asia. This enhanced cooperation will support Indonesia’s vision for current and future economic development as well as the ongoing and anticipated growth of the country’s aerospace sector.
Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyonowitnessed the signing of a Memorandum of Agreement (MOA) with Boeing during the government’s Indonesia Investment Day, held at the New York Stock Exchange.
“This MOA reflects a growing partnership between Boeing and Indonesia in the growth of our civil aviation sector. We see this Memorandum as a milestone event for our aviation industry,” said Indonesian Ambassador to the United StatesDr. Dino Patti Djalal. “As Indonesia's economy takes off, we are proud to have a solid partner in Boeing to help accelerate that growth in a safe and efficient manner.”
“Indonesia’s impressive economic development is driving rapid growth in the aerospace sector and commercial aviation system,” said Shep Hill, president of Boeing International. “By collaborating with the government, airlines and industry, Boeing is focusing its efforts to help meet Indonesia’s objectives for continued development of human capital, aerospace sector growth and best-in-class infrastructure.”
The MOA was signed by Ambassador Djalal and Stanley Roth, Boeing vice president of international government relations. The collaboration plan lays out several areas where Boeing will engage with Indonesia’s Ministry of Transportation, Ministry of Education, Directorate General of Civil Aviation, commercial airlines, the U.S. Federal Aviation Administration and other key stakeholders. Boeing will work with Indonesian airlines, airports and regulatory agencies to support air traffic management initiatives focused on enhancing safety, capacity and efficiency.
Boeing has agreed to work with airlines and others to address unprecedented demand for commercial airline pilots, maintenance technicians and other personnel due to the rapid expansion of Indonesia’s airlines. In addition, Boeing and the government will collaborate to survey Indonesia’s aerospace manufacturing-related companies, universities, and research and development centers and will continue to look for win-win opportunities for further engagement.
Indonesia’s economy has grown rapidly in recent years and is projected to achieve further significant growth and development in the future. The government has developed and implemented an economic development plan to support sustained growth by achieving developed country status by the year 2025 through eight main programs, including the commercial aviation industry.
Boeing has forecasted that air travel in Southeast Asia will grow at an average annual rate of 6.5 percent over the next 20 years. Traffic within the region is expected to grow at a rate of 7.6 percent per year. Boeing has longstanding relationships with Indonesia’s commercial airlines, including Garuda Indonesia, the country’s major network carrier, and Lion Air, a low-cost carrier that operates an all-Boeing fleet and is the world’s largest operator of the 737-900ER.
  
About Boeing
Boeing is the world's largest aerospace company and leading manufacturer of commercial jetliners and defense, space and security systems. A top U.S. exporter, the company supports airlines and U.S. and allied government customers in 150 countries. Boeing products and tailored services include commercial and military aircraft, satellites, weapons, electronic and defense systems, launch systems, advanced information and communication systems, and performance-based logistics and training. For more information about Boeing please visit www.boeing.com.

Indonesia dan Boeing
Sepakat Kerja Sama Industri
Selasa, 25 September 2012 09:32 WIB     
 0 komentar





























NEW YORK--MICOM: Pemerintah Indonesia dan Boeing Amerika Serikat menandatangani nota kesepahaman kerja sama bidang industri, di sela-sela Indonesia Investment Day di New York, Senin (24/9) waktu setempat.

"Kerja sama ini adalah salah satu hal yang saya bahas dalam pertemuan dengan Presiden Barack Obama di Jakarta pada 2010," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seusai menyaksikan penandatangan MoU tersebut.

Kepala Negara menyampaikan apresiasinya pada pihak-pihak yang telah mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan itu, terutama setelah kesepakatan kerja sama senilai US$23 miliar antara Boeing dan Lion Air pada tahun lalu.

"Indonesia menawarkan banyak hal pada dunia bisnis. Pertumbuhan ekonomi, peluang, kemitraan, dan keuntungan bersama," kata Yudhoyono.

Menurut survei BBC terhadap 24 ribu orang di 24 negara tahun lalu, kata Presiden, Indonesia terpilih menjadi tempat yang paling disukai untuk wirausaha.

Pemerintah Indonesia dalam penandatanganan Nota Kesepahaman itu diwakili Oleh Dubes RI untuk AS Dino Patti Djalal sementara pihak Boeing diwakili oleh Wakil Presiden Boeing Stanley Rooth. 

Laporan dari New York


Menanti Puluhan Miliar Dolar Kompensasi Boeing untuk Indonesia

Arifin Asydhad - detikfinance
Senin, 24/09/2012 12:10 WIB

New York - Kerja keras pemerintah Indonesia bernegosiasi dengan Boeing agar mendapat kompensasi (offset) 30% dari nilai pembelian pesawat Boeing membuahkan hasil. Kesepakatan pemerintah Indonesia dengan Boeing akan ditandatangani di New York dan akan disaksikan oleh Presiden SBY. Bila berjalan mulus, kesepakatan ini akan membuat Indonesia kebagian puluhan miliar dolar AS.

Penandatanganan MoU tentang Industrial Cooperation atau Industrial Offset antara pemerintah Indonesia dan Boeing akan dilakukan di Markas New York Stock Exchange (NYSE) di kawasan Wall Street, New York, Senin (24/9/2012) pagi waktu setempat. Indonesia akan diwakili Dubes RI untuk AS Dino Patti Djalal dan Boeing akan diwakili President of Boeing Company.

MoU ini juga akan disaksikan oleh perusahaan-perusahaan yang nantinya akan terlibat dalam perjanjian ini, seperti PT Dirgantara Indonesia (PT DI), IPTN North America, dan juga maskapai penerbangan di Indonesia. "Telah hadir di New York pimpinan PT DI dan juga Dirut Garuda. Mereka nanti akan menyaksikan MoU ini," kata Dino Minggu (23/9/2012) kemarin.

Kesepakatan offset atau kompensasi dari pembelian pesawat Boeing oleh maskapai Indonesia ini menjadi perhatian serius Presiden SBY. Dalam briefing bersama delegasi Indonesia Minggu (23/9/2012) sore, SBY meminta agar MoU ini benar-benar disiapkan dengan matang. Karena kompensasi yang bisa didapatkan Indonesia cukup besar, sekitar 30%.

Terkait dengan offset ini, Gautama Indra Djaja yang merupakan President IPTN North America, Inc, anak perusahaan PT DI, menyambut baik. Menurut dia, Industrial Cooperation antara pemerintah Indonesia Boeing Company merupakan realisasi dari upaya yang telah diupayakan berbagai pihak yang peduli dengan nasib kedirgantaraan Indonesia bersama KBRI di Washington DC sejak 2006. Puncaknya, terjadi awal tahun ini, saat Dubes Dino Patti Djalal berhasil memperoleh komitmen dari Boeing untuk memberikan paket pekerjaan kepada Indonesia atas pembelian pesawat Boeing 737-900ER dan Boeing 737 Max oleh Lion Air dan pesawat Boeing 737-800 oleh Garuda.

Informasi yang didapatkan Indra, total pembelian atas pemesanan pesawat Boeing oleh Lion Air dan Garuda mencapai US$ 35 miliar. Dengan adanya MoU ini, maka offset/kompensasi 30% yang diberikan Boeing kepada pihak Indonesia senilai US$ 10,5 miliar atau kurang lebih Rp 100 triliun. Dan angka ini akan terus membesar, karena pesanan pesawat Boeing dari maskapai Indonesia akan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Dengan adanya perjanjian offset ini, diharapkan Boeing akan memberikan paket pekerjaan yang cukup besar kepada Indonesia, tidak hanya sekadar menjadikan Indonesia sebagai konsumen. "Jika hal ini terjadi, maka ini merupakan momen yang sangat bersejarah bagi Indonesia, khususnya bagi Industri penerbangan di Indonesia , baik bagi PT DI dan instansi lainnya yang akan terlibat nantinya dalam pelaksanaan Industrial Cooperation dan akan menjadi salah satu turning point atas kebangkitan PT DI," jelas Indra kepadadetikFinance.

Indra menjelaskan, offset merupakan praktik pemberian kompensasi oleh industri asing sebagai persyaratan dari suatu negara ketika melakukan pembelian. Biasanya offset dipakai untuk mengembangkan industri domestik negara pembeli, transfer teknologi, memajukan investasi, dan meningkatkan lapangan pekerjaan. "Keuntungan dari offset adalah mendapatkan teknologi baru, mendukung industri domestik yang strategis, mendapatkan akses terhadap pasar baru, meningkatkan nilai ekspor, dan meningkatkan hubungan dengan perusahaan multinasional," jelas dia.

Pemberian offset/kompensasi dari Boeing ini, lanjut Indra, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi industri dirgantara di Indonesia, baik bagi industri pesawat terbang, industri penerbangan, industri pemeliharaan pesawat dan engine, dan juga meningkatkan kemampuan sumber daya. Indra berharap semua pihak bisa mengawal MoU ini hingga benar-benar terealisasi.